Jumat, 06 Desember 2019

Kontrol ke 4 (dan flashback pengalaman keguguran)

Alhamdulillah, memasuki 7 minggu usia kehamilanku.

Jujur saja, setiap hari kekhawatiran itu masih menghantuiku. Bagaimanapun aku berusaha menepisnya... ketakutan itu selalu membayangiku...

akankah terjadi kembali? akankah kembali berakhir di usia 9-10 minggu? akankah aku melalui lagi rasa sakitnya melahirkan calon anakku? Aku tidak mau! Tapi aku bisa apa? Allah yang berkendak.

But... to be honest, aku sudah kepalang trauma kalau harus merasakan lagi hal itu. Jangan (sampai) lagi... Sungguh, sakitnya itu sama kaya melahirkan, huhu.

Makanya di-postingan yang ini kubilang aku jadi belajar lahiran... aku merasakan perdarahan & kontraksi selama kurang lebih 8 jam sampai calon anakku benar-benar lahir semua. Gumpalan demi gumpalan daging serupa hati ayam secara bertahap keluar, setelah 4 jam, lalu berlanjut 1-2 jam kemudian. Secara otomatis, perutku akan merasa lega jika semua gumpalan daging calon anakku telah terlahir seluruhnya (biasanya yang terakhir gumpalan dagingnya paling besar). Kemudian, aku akan mengalami nifas selama hampir 2 bulan. Biasanya, masih ada serpihan-serpihan sisa kehamilan berupa lendir kehitaman, terutama 1 minggu pertama setelah hari keguguran. Setelah darah nifasku bersih, barulah aku kontrol lagi ke dokter untuk di-USG, apakah masih ada yang tersisa di dalam rahimku. Jika ada, maka perlu dilakukan tindakan kuretase, untuk membersihkan rahim. Karena 'sisa' yang tertinggal dapat menjadi kista, tumor, bahkan kanker. Alhamdulillah, 4 kejadian keguguran aku tidak pernah kuret karena sudah bersih.

Kalau melahirkan bayi, seorang ibu bisa langsung lupa sakitnya karena melihat anaknya. Tergantikan dengan rasa bahagia. Tapi kalau keguguran? Sudah susah payah melahirkan, harus menghadapi kenyataan pahit pula kehilangan anak... rasanya benar-benar sakit... kamu yang tidak pernah merasakannya tidak akan mengerti...

Kenapa tidak langsung kuret saja? Oh itu lebih menakutkan lagi. Bayangkan seperti buah alpukat yang dikeruk dagingnya dengan sendok... ngilu kan? Karenanya, setiap kali aku tervonis kehamilanku tak berkembang, aku menolak suruhan dokter untuk mengambil tindakan kuret. Aku lebih memilih melahirkannya sendiri saja... dan seperti halnya kalau melahirkan normal pemulihannya insyaa Allah lebih cepat, keguguran dengan normal pun pemulihannya lebih cepat, insyaa Allah. Buktinya selang 1 bulan keguguran aku udah bisa hamil lagi haha

Terhantui dengan hal itu jujur membuatku takut hamil. Iya, setelah berkali-kali aku keguguran aku jadi benar-benar takut hamil. Takut kejadian lagi... Bukan nggak mau hamil ya, cuma takut sama keguguran. banget banget banget. Traumatic. Setiap rasa takut hamil itu datang, aku menepisnya dengan doa, "Ya Allah, nggak papa kok kalau nggak dikasih cepet. Datangkanlah dia di waktu yang paling paling tepat dan jadikanlah prosesnya lancar tanpa hambatan ya Allah jika waktu itu datang," dan tidak kusangka waktu yang tepat itu datang secepat ini.

___

di minggu ke 7 ini, aku gak (berani) ekspektasi apa-apa. Pasrah se-pasrah-pasrah-nya.

Qodarullah... janinnya ada dan... untuk pertama kalinya jantung janinku berdetak! Masya Allah... speechless... 😭

Tapi memang ada yang berbeda dari pengalaman yang lalu-lalu. Sebelumnya, pada kehamilan pertama, kedua, ketiga, dan keempat, setiap memasuki minggu ke-7 pasti aku mengalami flek coklat. Kemudian berangsur-angsur menjadi seperti darah haid... Tapi, kali ini tidak (sama sekali tidak ada flek sekalipun flek implantasi. Makanya aku nggak tau sama sekali kalau hamil, yang sebelumnya selalu ada flek sebelum tanggal haid aku dan itu adalah tanda bahwa aku hamil).

Pada kehamilan ini yang kualami hanya rasa lemas luar biasa. Sangat-sangat-sangat tidak berdaya. Even I can't get up from the bed huft ini aja telat kontrolnya harusnya minggu kemarin pas usianya 6 minggu. Tapi aku nggak kuat saking lemesnya karena morning sickness. Ini juga nggak begitu kuat sih, tapi dibela-belain.

Melihat kondisi janinku baik, Alhamdulillah dokter meringankan jadwal check up-ku. Aku nggak lagi disuruh kontrol seminggu sekali. Aku diminta balik 2 minggu lagi, berarti saat usianya 9 minggu.

Waktu penentuan... akankah yang kali ini lolos?

Kontrol yang ketiga ini aku ditemani mamah mertuaku. Sayangnya bukan masse yang nemenin, jadi masse kurang dapet feel-nya mengetahui jantung calon anaknya sudah berdetak. Aku sempet bete karena masse nggak terlihat excited pas aku tunjukkin print-an USG haha.

Di kemudian hari waktu akhirnya dia bisa nemenin dan denger sendiri detak jantungnya + lihat anaknya gerak-gerak saat di USG, matanya langsung berkaca-kaca. "Itu beneran bunyi detak jantungnya?" tanyanya. "Yaiyalah!" "Kok bisa kedengeran, emang ada mic-nya di USG-nya?" masih nggak percaya dia... "Iyaaa kan ada sensornya," jawabku sekenanya. Biar cepet! hahaha 

7 weeks old. Alhamdulillah, jantungnya sudah berdetak! Kakak-kakakmu yang sebelumnya nggak pernah ada yang berdetak jantungnya... semoga kamu sehat selalu, semoga kamu berkembang dengan baik, Aamiin


Thank U (for reading my story) Next, click on here 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar